watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Gairah nafsu tanteku diwarungnya

Cerita ini berawal pada tahun 1997 dan kejadian
itu terjadi di rumah istri om-ku. Om-ku itu
bekerja pada bidang marketing, jadi kadang bisa
meninggalkan rumah sampai satu minggu
lamanya, dan untuk mencukupi kebutuhan
hidup mereka berdua bersama tiga anaknya
yang masih kecil, mendirikan sebuah warung di
depan rumah. Tanteku itu orangnya lumayan
menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm
dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29
tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat
tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika
dia sedang mandi karena memang di tempat
kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak
tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau
ada yang mandi di situ hanya dengan
melampirkan handuk di tembok yang
menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang
dipakai.
Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini
suka memakai baju tidur yang model terusan
tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali
kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering
sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku
sedang menyapu halaman depan dan itu
otomatis ketika dia menunduk menampakkan
buah dadanya yang lumayan besar dan
montok. Hal ini dilakukan sebelum dia
menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau
om-ku biasanya tidak ada di rumah karena
sering bertugas di luar kota selama empat hari.
Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya
jika aku melakukan persetubuhan dengan
tanteku itu, namun akhirnya paling-paling
kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-
onani. Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul
ketika aku sedang menumpang nonton TV di
rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga
anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang
bertugas keluar kota pada pagi harinya.
Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton
TV sendirian yang bersebelahan dengan
warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil
rokok, aku langsung menuju ke sebelah.
Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu,
mungkin menulis barang belanjaan yang akan
dibelanjakan nanti.
"Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar
belakangan ya!" sapaku kepada tanteku. "Ambil
saja, Ko!" balas tanteku tanpa menoleh ke
arahku yang tepat di belakangnya sambil
meneruskan menulis dengan posisi
membungkuk. Karena toples rokok ketengan
yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa
sengaja aku menyentuh buah dadanya yang
kebetulan tanpa memakai BH. "Aduh! hati-hati
dong kalau mau mengambil rokok. Kena
tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!" seru
tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya
yang sebelah samping kirinya. Namun karena
tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil
susu tanteku yang lumayan besar itu. "Maaf
Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko
ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit
bagaimana!" tawarku kepada tanteku. "Ya
sudah, sana kamu ambil cepat!" ringis tanteku
sambil masih mengurut dadanya.
Dengan segera kuambilkan minyak urut yang
ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali
di dalam warung secara perlahan, aku melihat
tante sedang mengurut dadanya tapi
melepaskan baju terusannya yang bagian
atasnya saja. "Ini Tante, minyak urutnya!"
sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-
pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan.
Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan
segera merapikan bagian atas bajunya yang
masih menggelantung di bagian pinggangnya.
Tampak gugup tanteku menerima minyak urut
itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar.
Tanpa membuang kesempatan aku langsung
menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya
yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-
pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil
membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya
untuk mengurut namun dilakukan dari
belakang.
Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di
samping buah dadanya dari belakang namun
secara perlahan pula kumemainkan jariku dari
belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga
ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. "Diko!
kamu jangan nakal ya!" seru tanteku namun
tidak menepis tanganku dari badannya yang
sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan
itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif
aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk
mengurut-urut secara perlahan kedua bukit
kembar yang masih ditutupi dari depan oleh
selembar baju itu. "Ohh.. oohh.." seru tanteku
ketika tanganku sudah mulai memegang
susunya dari belakang sambil memilin-milin
ujung susunya. "Jangan.. Diko.. jang.." tante
masih merintih namun tidak kuacuhkan malah
dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga
berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian
dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di
sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu
di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi
kedua puting susunya secara bergantian dan
tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya
kedua susunya.
Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku
mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha
untuk memegang kemaluanku yang sudah dari
tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya
secara perlahan, dikocok-kocok batang
kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku
mengambil sikap jongkok namun sambil
memegang kemaluanku yang lamayan
panjang. Untuk diketahui, batang kemaluanku
panjangnya kurang lebih 20 cm dengan
diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit
terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi
sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi
perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku
secara perlahan dan semakin lama semakin
cepat. "Ah.. ah.. ah.. yak.. begitu.. terus..
terus.." erangku sambil memegangi kepala
tanteku yang maju mundur mengulum batang
kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak
tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di
pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan
dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa
agar meregang. Rupanya tanteku masih
mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka
CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan
kemaluannya yang sudah basah.
Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan
kumain-mainkan klirotisnya. "Ah.. ahh.. Diko,
Tante mau keluuaarr.." Beberapa saat kemudian
rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia
langsung memegangi kepalaku agar tetap di
belahan kemaluannya dan kemudian
mengeluarkan cairan surganya di mulutku,
"Crett.. crett.. cret.." mulutku sampai basah
terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku
agak lemas namun masih kujilati kemaluannya
yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk
bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke
bawah warung, dan dengan sedikit agak keras
aku dapat merubah posisinya menelentang di
depanku, kubukakan semakin lebar kedua
kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku
ke mulut lubang kemaluannya. Agak susah
memang karena memang aku agak kurang
berpengalaman dibidang ini namun rupanya
tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya
dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang
kemaluannya. "Pelan-pelan ya, Diko!" lirih
tanteku sambil menggenggam kemaluanku.
Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku
mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat
lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya
kemaluanku dapat masuk seluruhnya. "Diko..
akh.." jerit kecil tanteku ketika kumasukkan
seluruh batang kemaluanku di dalam lubang
kemaluannya yang lumayan basah namun agak
sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke
pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan
maju mundur sambil meremas-remas dua
susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian
gerakanku makin lama main cepat. Rupanya
aku hampir mencapai puncak. "Tan.. aku.. aku
mauu.. keluar.." bisikku sambil mempercepat
gerakanku. "Dikeluarkan di dalam saja, Dik!"
balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan
kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya
secara beraturan. "Tan.. aku.. keluarr.." pekikku
sambil menancapkan kemaluanku secara
mendalam sambil masih memegangi susunya.
Rupanya tanteku juga mengalami hal yang
sama denganku, dia memajukan pantatnya
agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya
sambil menyemburkan air surganya untuk
ketiga kalinya. "Cret.. cret.. cret.." hampir lima
kali aku memuntahkan air surga ke dalam
lubang kemaluan tanteku dan itu juga di
campur dengan air surga tanteku yang hampir
berbarengan keluar bersamaku. "Cret.. cret..
cret.. ahh.." tanteku melengkungkan badannya
ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang
kemaluannya.
Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku
secara perlahan bangun untuk berdiri sambil
mencoba melihat kemaluannya yang masih
dibanjiri oleh air surga. "Diko! kamu nakal sekali,
berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi
Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan
kamu," bisik tanteku perlahan. Aku hanya bisa
terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku
yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku
akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia
masih menyempatkan dirinya untuk
memegang kemaluanku yang lumayan besar
ini.
Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak
itu kami kadang mencuri waktu untuk
mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau
tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti
ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat
sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan
lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang
mendapat tugas di daerah.
Untuk saudara-saudara sekalian yang mau
membutuhkan jasaku bisa anda hubungiku
lewat e-mail yang ada di sini asalkan anda
adalah wanita tulen, kalau bisa seperti tanteku.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
2/3322
U-ON

inc Powered by Xtgem.com